Kamis, 12 Agustus 2010

Circulating Fluidized Bed Boiler

BOILER
            Boiler secara umum adalah suatu bejana bertekanan tinggi yang digunakan untuk menghasilkan steam super panas. Boiler banyak digunakan pada sistem-sistem PLTU, pada sistem PLTU boiler digunakan untuk menghasilkan steam yang akan digunakan untuk memutarkan sudu-sudu turbin sehingga generator yang dikopel oleh turbin dapat berputar dan generator dapat menghasilkan listrik.

Proses yang terjadi pada boiler CFB ( Circulating Fluidized Bed Boiler )

Air yang berasal dari sumber air permukaan diolah pada bagian Water Treatment Plant, pada proses ini kandungan sejumlah mineral dan limbah yang terkandung pada air dikurangi sehingga tidak akan merusak boiler. Sebelum air tersebut diumpankan ke bagian boiler, air tersebut terlebih dahulu dinaikan temperaturnya mencapai ± 60 C supaya ketika masuk sebagai air umpan boiler,  fase dari air tersebut ada pada fase cair jenuh sehingga energy untuk merubah ke fase uap jenuh tidak sebanyak dibandingkan jika air tersebut masih dalam keadaan dingin.

WATER TREATMENT PLANT

 WATER TREATMENT PLANT


                Bagian water treatment merupakan bagian yang tujuan utamanya sebagai penyuplai Feed Water Boiler. Air umpan boiler tidak bisa menggunakan air yang langsung dari sumber air sekitar seperti air tanah, air sungai yang sudah tentu banyak sekali kandungan-kandungan mineral ataupun kandungan polutan yang terikut dalam air tersebut, untuk itulah bagian water treatment sangat diperlukan bagi pembangkit listrik tenaga uap yang operasinya sangat bergantung pada air yang dipergunakan untuk menghasilkan steam pada system.
                Analisis air umpan boiler :
a.       Asam – Basa
Suatu senyawa akan menjadi asam atau basa tergantung dari seberapa besar senyawa tersebut mengkonsumsi hydrogen (H+) atau hydroxide (OH-).
b.      Potensial Hydroxide (PH)
Merupakan derajat pengukur keasaman air, rangenya 0 -14. Akan menjadi asam jika nilai PH < 7 dan basa jika nilai PH > 7.
c.       Akalinity
Dilakukan test menggunakan indicator methyl merah ( M-alkali ) dan pakai P-P untuk ( P-alkali ) untuk mengetahui kadar basa dalam air. Jika kadar ini terlalu tinggi maka dapat menyebabkan timbulnya busa , perapuhan baja boiler, pembentukan CO2 yang korosif.

d.      Conductivity
Menunjukan banyaknya zat padat terlarut dalam besi ion. Kelebihan kadar ini dapat mengganggu dan menyebabkan busa dalam boiler
e.      Hardness
Jumlah calcium dan magnesium yang dapat bereaksi dengan carbonat dan bicarbonate. Dilakukan test untuk mengetahui jumlah kesadahan atau total hardness dalam air dengan metode Titrimetric EDTA.
f.        Turbidity
Kekeruhan air yang dipengaruhi oleh dissolved solid. Parameter ini menyebabkan rupa air yang tidak baik, menimbulkan endapan pada pipa.

g.       Color
Warna dari air dan kebanyakan dipengaruhi oleh colloidal. Parameter ini dapat menyebabkan busa, menghalangi proses pengolahan secara presipitasi.
Definisi Cooling Tower
Secara umum cooling tower dapat dikategorikan sebagai pendingin evaporatif yang digunakan untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya sampai bertemperatur mendekati temperatur bola basah udara sekitar. Kegunaan utama dari cooling tower adalah untuk membuang panas yang diserap akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit daya, kilang petroleum, pabrik petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik makanan, pabrik semikonduktor, dan fasilitas-fasilitas industri lainnya.(www.wikipedia.org, 2002).